Memprediksi Pilihan Politik Sang Bintang Cemerlang PDIP
JATENG-PDI Perjuangan merupakan partai besar dengan sejarah yang panjang. Partai berlambang banten moncong putih ini sudah sangat berpengalaman dalam pertarungan politik tanah air. PDI Perjuangan mampu memenangkan Pemilihan Umum dua kali berturut-turut. Bahkan berhasil mendorong kader terbaiknya menjadi Presiden Republik Indonesia 2 periode.
PDI Perjuangan berpotensi mengulang kejayaan. Karena dari beberapa hasil survey PDIP menjadi peringkat pertama partai yang akan mendapat suara terbanyak. Diikuti Partai Gerindra dan Partai Demokrat. Walaupun hanya sebatas prediksi tapi setidaknya PDI Perjuangan mendapat posisi tinggi di kancah perpolitikan tanah air.
Bahkan kejayaan PDI Perjuangan akan semakin sempurna karena ada kadernya yang sinarnya sedang cemerlang. Kader ini adalah Gubernur Jawa Tengah yaitu Ganjar Pranowo. Di berbagai bursa survei Ganjar selalu cemerlang berada di posisi dua di bawah Prabowo Subianto. Bahkan terkadang mampu menyalip sang veteran ke posisi pertama.
Tapi kejayaan yang sudah di depan mata seolah tidak terlihat oleh PDI Perjuangan karena tertutupi oleh hasrat mengangkat trak Soekarno. PDI Perjuangan sampai saat ini masih terus berusaha menaikan elektabilitas dan popularitas Puan Maharani. Padahal jika PDIP berkenan melirik Ganjar Pranowo, maka tinggal sedikit memoles maka bintang Ganjar akan semakin kinclong.
Pranowo mempunyai karakter yang relatif sama dengan Presiden Jokowi. Beliau cukup giat blusukan ke berbagai daerah di Jawa Tengah. Entah sengaja pencitraan atau memang sudah menjadi hobinya.
Sosok Ganjar makin mendapat sorotan khusus. Selain karena Gubernur Jawa Tengah 2 periode juga masuk bursa Capres menuju tahun Pemilu 2024. Hampir semua lembaga survei selalu menempatkanya di peringkat kedua tokoh dengan elektabilitas paling tinggi. Dalam beberapa kasus, namanya bahkan mengungguli, Prabowo Subianto. Capres veteran yang kalah dalam beberapa kali kontestasi politik.
Sungguh disayangkan, popularitas Ganjar rupanya tidak berbanding lurus dengan dukungan politik. Elektabilitasnya yang selangit belum mampu mengetuk hati para elite PDIP untuk mengusungnya maju ke kursi RI 1. Sebaliknya, langkah Ganjar justru sering diganjal oleh internal partai berlambang banteng gemuk tersebut.
Riak-riak konflik-konflik kecil yang melibatkan Ganjar dan elite PDIP Jateng juga sering terdengar dan masuk topik berita. Salah satu insiden paling mencolok dan mengawali publik mengetahui terjadi pada tahun lalu. Saat itu, Ganjar yang masih kader PDIP, tak diundang Puan Maharani dalam pengarahan di Panti Marhaen Semarang.
Kemudian nama Ganjar juga jarang dilibatkan dalam berbagai kegiatan resmi partai. Publik menduga-duga Ganjar sengaja ‘dipinggirkan’ karena PDIP ingin mendorong trah Sukarno (Puan Maharani) dalam kontestasi Pilpres 2024.
Tetapi ada juga yang menganalisis sebaliknya. Konflik Ganjar dengan elite partai banteng di Jateng kabarnya hanya skenario PDIP untuk menyongsong Pemilu 2024. Lalu analisis mana yang benar, tidak ada yang tahu.
Jika saja PDI Perjuangan benar-benar mengabaikan, mengacuhkan seorang Ganjar, kira-kira apa yang akan dilakukan Ganjar terkait karir politiknya. Jika ini terjadi sungguh disayangkan PDI Perjuangan nekad mengabaikan berlian yang sangat berharga tertutup lumpur begitu saja.
Kira-kira inilah pilihan politik yang mungkin dilakukan oleh seorang Ganjar jika PDIP benar-benar mengabaikannnya. Pertama, tetap loyal sebagai kader PDIP dan menuruti semua keputusan partai. Termasuk keputusan mengubur karir politiknya sebagai Capres.
Sikap ini setidaknya sudah dilakukan seorang Ganjar. Beberapa waktu lalu hubungan PDI Perjuangan dan Partai Golkar sempat tidak nyaman. Karena Partai Gokar berani mengutarakan bahwa partai Golkar siap menampung Ganjar jika saja PDIP mengacuhkannya.
Bahkan Partai Golkar berani mengiming-ngimingi Ganjar menjadi Capres atau Cawapres berpasangan dengan Ketua Umum Airlangga Hartarto di Pilpres 2024 nanti. Tapi sikap Ganjar cukup mengejutkan. Ganjar dengan tegas menyatakan bahwa dirinya masih kader PDI Perjuangan.
Kedua, Ganjar nekad untuk melakukan tindakan politik demi mendapat fasilitas menuju pencapresan. Misalnya dengan keluar dari PDIP dan menuju Partai Golkar yang sudah menyatakan kesiapannya menerima dirinya.
Ketiga, menghitung pilihan terbaik demi karir politiknya. Dalam suatu survey pasangan Capres dan Cawapres, simulasi pasangan Prabowo-Ganjar Pranowo menjadi juara melawan pasangan manapun. Jika mampu terwujud pasangan Prabowo-Ganjar kemungkinan menang di Pilpres sangatlah besar.
Jadi kira-kira pilihan mana yang akan diambil Ganjar jika benar PDI Perjuangan membuangnya?
Penulis Adin . April 16, 2022 Dikutit dari WAG TNI POLRI